Senin, 14 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM GO-8



LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
DEVIASI MINIMUM PRISMA



KELOMPOK 9/PIB 2013
Nama Anggota :
1.     Rita Nur Saidah             (13030654044)
2.     Dwi Rahmawaty            (13030654073)
3.     Ayu Arviani Putri S.      (13030654077)
4.     Ria Restu Fuanni                   (13030654078)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
2015
DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Abstrak.................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................
A.    Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C.     Tujuan ....................................................................................................... 2
D.    Hipotesis ................................................................................................... 2
Bab II Kajian Pustaka ........................................................................................... 3
Bab III Metode Percobaan ....................................................................................
A.    Alat dan Bahan ......................................................................................... 9
B.     Variabel .................................................................................................... 9
C.     Rancangan Percobaan .............................................................................. 10
D.    Langkah Percobaan .................................................................................. 10
E.     Alur Kerja ................................................................................................. 11
Bab IV Data, Analisis, dan Diskusi .......................................................................
A.    Data  ......................................................................................................... 12
B.     Analisis ..................................................................................................... 13
C.     Pembahasan .............................................................................................. 15
Bab V Penutup .....................................................................................................
A.    Kesimpulan .............................................................................................. 16
B.     Saran ........................................................................................................ 16
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 17
Lampiran ...............................................................................................................
A.    Dokumentasi ............................................................................................ 18
B.     Perhitungan............................................................................................... 19





DEVIASI MINIMUM PRISMA
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Deviasi Minimum Prisma” pada tanggal 5 November 2015. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan sudut minimum deviasi prisma. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah mencari sudut deviasi yang berasal dari sudut sinar datang dan sinar bias. Apabila sudut deviasi telah didapatkan akan dibandingkan dengan sudut deviasi decara hitungan (sesuai teori) dan selanjutnya akan mencari sudut deviasi minimum. Pada percobaan ini menggunakan dua prisma dengan sudut bembias 45o dan 60o, dan memiliki i1 sebagai variabel manipulasi (, , ,  dan ), alat dan bahan sebagai variabel kontrol, dan sudut deviasi sebagai variabel respon. Percobaan ini menghasilkan taraf ketelitian pada prisma dengan sudut pembias 45o sebesar 84,06% dan menghasilkan taraf ketelitian pada prisma dengan sudut bembias 60o sebesar 71,68 % serta m pengamatan terdapat pada percobaan 2,3 dan 4 yang bernilai 35o, sedangkan m perhitungan diperoleh nilai sebesar 21,9o pada  = 45o. Selain itu m terdapat pada percobaan ke 2 dan 3 yang memiliki nilai  paling kecil yaitu 25o sedangkan m perhitungan diperoleh dengan nilai 0o. Kesalahan pada praktikum disebabkan oleh kesalahan paralak, kekeliruan tindakan, dan kesalahan dalam memanipulasi data sudut sinar datang.

Kata kunci : sudut datang, sudut deviasi, sudut bias.


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan fenomena IPA yang menimbulkan suatu pertanyaan dalam diri kita. Misalnya fenomena pensil yang dicelupkan ke dalam gelas berisi air. Pensil tersebut seolah-olah patah jika kita lihat dari samping gelas. Dalam ilmu IPA, peristiwa tersebut dinamakan sebagai pembiasan atau pembelokan. Pembiasan atau pembelokan terjadi ketika suatu benda terdapat pada medium dengan kerapatan yang berbeda, misalnya medium udara dan air. Istilah pembiasan tentu tidak lepas dengan sudut datang, sudut bias, dan garis normal. Sudut datang adalah sudut yang dibentuk suatu cahaya yang datang terhadap garis normal suatu medium. Sedangkan sudut bias adalah sudut yang dibentuk dari pembiasan cahaya datang (cahaya pantul) terhadap garis normal.
Dari sudut datang dan sudut bias akan diperoleh sudut deviasi dan sudut deviasi minimum, untuk mengetahui lebih jelas cara menentukan sudut deviasi minimum tersebut kita melakukan percobaan tentang sudut deviasi minimum pada prisma.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana cara untuk menentukan sudut deviasi minimum prisma ?
2.      Bagaimana hubungan sudut datang (i) terhadap sudut deviasi (r) ?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya peercobaan ini adalah untuk dapat menentukan sudut deviasi minimum prisma.


D.    Hipotesis
1.      Jika nilai sudut datang dan sudut bias diketahui, maka sudut deviasi akan terbentuk.
2.      Jika sudut datang sama dengan sudut bias maka sudut deviasi minimum terbentuk.



























BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Pengertian Prisma

Prisma adalah alat optic yang berupa benda bening yang dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut tertentu satu sama lain.


http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20MATERI/materi%20fisika/kls%20x/mp_422/images/hal11.jpg
 








Sudut diantara dua bidang permukaan tersebut disebut sudut pembias(β) sedangkan dua bidang pembatas disebut bidang pembias. Apabila seberkas sinar datang pada salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sianr dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optic kurang rapat ke zat optic lebih rapat yaitu udara ke kaca.Sebaliknya pada bidang pembias II, sinar dibiaskan menjauhi garis normal, sebab sinar datang dari zat optic rapat ke zat optic kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari arah semula. (Tim gelombang dan optik, 2014)

B.  Perbedaan sudut deviasi dan sudut deviasi minimum prisma

Jika sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma disebut sudut deviasi. Sedangkan sudut deviasi akan mencapai minimum jika sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki.
Sudut deviasi bergantung pada sudut datang, maka harga deviasi juga bervariasi. Sudut deviasi minimum terjadi jika i1 sama dengan r2.
Gambar 2.2 Sudut deviasi pada prisma
Sumber: modul praktikum Gelombang Optik
 


C.  Hukum Snellius

Dalam pembiasan terdapat suatu hukum yang menjelaskan hubungan antara sudut datang dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua medium. Hukum ini dikenal dengan nama hukum Snellius dan dapat dituliskan sebagai berikut :
n1 sin i1 = n2 sin r1
               






http://www.rumus-fisika.com/wp-content/uploads/2014/02/


Gambar 2.3 Sudut deviasi prisma
 
 






Berkas sinar tersebut dalam prisma mengalami dua kali pembiasan sehingga antara berkas sinar masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari prisma tidak lagi sejajar. Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma disebut sudut deviasi diberi lambang . Berdasarkan gambar di atas diperoleh :

δ = i1 + r2 - β
Keterangan:    δ                : sudut deviasi minimum
i1               : sudut datang pada prisma
r2               : sudut bias (keluar) dari prisma

Oleh karena sudut deviasi bergantung pada sudut datang, maka harga deviasi juga bervariasi. Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun akan semakin kecil. Sudut deviasi akan mencapai minimum jika sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu menjadi segitiga sama kaki, sehingga berlaku:
i1 = r2 = i(dengan i = sudut datang cahaya ke prisma) dan
i2 = r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma)
Karena  dengan demikian besarnya sudut deviasi minimum dapat dinyatakan :

Menurut hukum Snellius tentang pembiasan berlaku :

Dengan:
Atau :

Dengan :
n = indeks bias bahan prisma
Untuk sudut pembias prisma kecil (, sehingga besarnya sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :
Apabila medium disekitar prisma berupa udara maka  dan indeks bias prisma dinyatakan dengan n, maka berlaku :



D.  Grafik Hubungan sudut deviasi dengan sudut datang

Pada deviasi, tampak bahwa besar sudut deviasi sebuah prisma dapat berubah besarnya bila sudut datang i1 berubah (sudut r2 juga akan berubah bila sudut i1 berubah).



http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/images/fisx10_62.jpg


Gambar 2.4 Sudut deviasi prisma merupakan fungsi sudut datang i1
Sumber : disdikgunungkidul.org

 
 



http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/images/fisx10_63.gifDari grafik di atas tampak deviasi bertambah kecil seiring dengan bertambah besarnya i1 yang menarik. Bila i1 terus diperbesar deviasi tidak lagi ikut mengecil justru kembali membesar. Jadi, ada suatu keadaan di mana deviasi mencapai nilai terkecil yakni pada saat i1 = r2. Deviasi dengan nilai paling kecil disebut deviasi minimum (). Pada saat deviasi minimum besar i1 = r2 dankarenanya besar i2 = r1 sehingga persamaan sudut pembias berubah dari,
β = r1 + i2             menjadi
Persamaan sudut pembias pada saat deviasi minimum atau r1 = ½ i2. Persamaan deviasi juga berubah menjadi persamaan deviasi minimum (). Dari persamaan,
= (i1 + r2) – β
i1 = r2
kita dapatkan,
δm = 2 i1 - β
 atau
i1 =
Bila kita terapkan persamaan-persamaan yang baru saja kita dapatkan pada deviasi minimum ini ke dalam hukum Snellius, maka akan kita dapatkan persamaan baru, yakni:
n1 sin i1 = n2 sin r1
atau


n1 sin  = n2 sin
dengan
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
δm = deviasi minimum
β = sudut pembias prisma
Bila sudut pembias relatif kecil, yakni di bawah 15°, maka sudut deviasi menjadi sangat kecil (δ) sehingga nilai sin a = a. Akibatnya persamaan Hukum Snellius di atas berubah dari


http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/images/fisx10_67.gif
 


http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/images/fisx10_68.gifmenjadi:


atau
      
 (β) = δ + β
http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/images/fisx10_69.gifsehingga


keterangan:
δ = deviasi minimum untuk β = 15°.
n2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap medium
β= sudut pembias prisma
Oleh karena sudut deviasi bergantung pada sudut datang, maka harga deviasi juga bervariasi. Sudut deviasi minimum terjadi jika jika i1 sama dengan r2. Dapat digunakan persamaan Snell tentang pembiasan dalam menentukan sudut  deviasi, yaitu: np nm
sin ½ (β + δm) = np/nm . sin ½


BAB III
METODE PERCOBAAN

A.  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
No.
Nama
Spesifikasi
Jumlah
1.
Prisma
Kaca, n diketahui
1 buah
2.
Jarum Pentul
-
10 buah
3.
Penggaris
30 cm, mika
1 buah
4.
Kertas Putih
HVS A4
10 lbr
5.
Busur Derajat
180°
1 buah
7.
Ball point
Warna
2 buah

B.  Variabel yang digunakan
1. Variabel Manipulasi       :  Sudut datang
Definisi operasional       :
·         Pada percobaan ini sudut datang yang digunakan yaitu 300, 350, 400, 450, 500.
2. Variabel Kontrol            : Jenis prisma
Definisi operasional       :
·         Pada percobaan ini jenis prisma yang digunakan adalah prisma yang memiliki β  sebesar 450 dan 600 untuk masing-masing 5 kali percobaan.
3. Variabel respon              : Sudut deviasi
Definisi operasional       :
Sudut yang dibentuk antara sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma disebut sudut deviasi ().


C.  RancanganPercobaan







Gambar 3.1.Rancangan Percobaan Deviasi Minimum Prisma

D.  LangkahPercobaan
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.    Gambar prisma dengan β 450 pada kertas yang telah disediakan.
3.    Buat garis normal n1 yang tegak lurus dengan sisi prisma.
4.    Ukur sudut datang (i1) sebesar 300, kemudian diletakkan dua buah jarum pentul pada sisi ujung sinar datang.
5.    Letakkan prisma dengan β 450 diatas permukaan gambar prisma diatas kertas.
6.    Lihat bayangan jarum pentul pada sisi prisma yang lain.
7.    Beri tanda bayangan yang telah dilihat dengan dua buah jarum pentul.
8.    Tarik garis pada tanda bayangan jarum pentul.
9.    Tarik garis normal n2 terhadap garis bias untuk memperoleh sudut bias.
10.   Tarik garis datang terhadap garis bias sehingga diperoleh sudut deviasi prisma.
11.   Ulangi langkah 2 sampai 10 dengan β dan sudut datang yang berbeda.

E.  AlurPercobaan


Prisma

 
 


·     








 






























BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.    DATA
Adapun data yang kami peroleh setelah percobaan adalah:
Tabel 4.1  Hasil Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut Prisma 60o
No.
(i1  1)o
(r2 ) o
( o
 (i1 -  r2- )
1
30
75
45
45
2
35
50
25
25
3
40
45
25
25
4
45
50
35
35
5
50
50
40
40
Ket:
nm                                : 0,75
m perhitungan           : 0
Tabel 4.2  Hasil Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut Prisma 45o
No.
(i1  1)o
(r2 ) o
( o
 (i1 -  r2- )
1
30
55
40
40
2
35
40
35
30
3
40
40
35
35
4
45
35
35
35
5
50
40
40
45
Ket:
nm                                : 1,23
m perhitungan           : 9

B.     ANALISIS
Berdasarkan data diatas dapat dibuat grafik dbawah ini:
Tabel 4.1 Grafik Pengaruh i1 terhadap  dengan = 600
Berdasarkan grafik diatas, dengan menggunakan rumus = i1+ r2-  dapat diketahui bahwa nilai  sebanding dengan i1 diperoleh hasil dimana semakin besar i1 maka nilai  juga semakin besar, namun pada percobaan 1 tidak demikian yaitu ketika i1 sebesar 30o besar  sebesar 45o. Dan pada percobaan 3 besar  sama dengan besar  pada percobaan 2, tidak mengalami peningkatan. Dan berdasarkan kecenderungan grafik yang terlihat sudut deviasi minimum m terdapat pada percobaan ke 2 dan 3 yang memiliki nilai  paling kecil yaitu 25o sedangkan m perhitungan diperoleh dengan nilai 0o.
Tabel 4.2 Grafik Pengaruh i1 terhadap  dengan  450
Berdasarkan grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar i1 maka nilai  juga semakin besar, namun pada percobaan 1 tidak demikian yaitu ketika i1 sebesar 30o besar  sebesar 40o. Hal serupa juga terjadi pada percobaan 2,3 dan 4 yang tidak mengalami peningkatan pada besar  yaitu memiliki besar  35o. Dan berdasarkan kecenderungan grafik yang terlihat sudut deviasi minimum m terdapat pada percobaan ke 2,3 dan 4 yang memiliki nilai  paling kecil yaitu 35o.
Jika dibandingkan antara m berdasarkan kecenderungan grafik dengan m hasil perhitungan maka pada pengamatan sudut deviasi prisma dengan β  60o diperoleh hasil yang tidak sesuai yaitu m pengamatan terdapat pada percobaan ke 2 dan 3, sedangkan m perhitungan hanya terdapat pada percobaan ke 2 yang memiliki nilai terkecil yaitu sebesar 1,32o. Sedangkan m pada pengamatan sudut deviasi prisma dengan β  45o juga demikian yaitu antara m pengamatan dan m perhitungan tidak sama yaitu m pengamatan terdapat pada percobaan 2,3 dan 4 yang bernilai 35o, sedangkan m perhitungan diperoleh nilai sebesar 21,9o.

C.    PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari percobaan maupun perhitungan terdapat beberapa perbedaan dan ketidaksesuaian dengan kajian teori yang ada dimana sudut devasi minimum terjadi apabila i1 sama dengan r2. Namun hasil pada percobaan yang dilakukan harga i1 tidak sama dengan r2 sehingga berpengaruh dengan hasil percobaan yaitu sudut deviasi () dan sudut deviasi minimum (m). Dari data-data yang diperoleh dari percobaan pertama yaitu pada prisma dengan sudut pembias sebesar 60°, dapat dicari presentase ketelitian yang diperoleh sebesar 71,68 % dan presentase ketidakpastian yang diperoleh sebesar 28,32 % . Sedangkan dari data-data yang diperoleh dari percobaan kedua yaitu pada prisma dengan sudut pembias sebesar 45°, dapat dicari presentase ketelitian yang diperoleh sebesar 84,06 % dan presentase ketidakpastian yang diperoleh sebesar 15,94 %. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kesalahan paralak (kesalahan saat memebaca skala pada percobaan), kekeliruan tindakan (kesalahan dalam menggunakan alat dan bahan), dan kesalahan dalam memanipulasi data sudut sinar datang pada percobaan sehingga menghasilkan data yang tidak sesuai.












BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai sudut deviasi minimum dapat diperoleh dengan mengetahui nilai sudut datang, sudut bias, dan nilai β prisma terlebih dahulu. Kemudian dari data tersebut digunakan rumus sin ½ (β+ δm) = (np/nm) sin ½ β dan rumus (n-1)β untuk memperoleh nilai sudut deviasi minimumnya (δm). besarnya sudut datang akan mempengaruhi besarnya sudut bias yang dihasilkan, artinya semakin besar nilai sudut datang maka semakin besar pula nilai sudut bias yang dihasilkan. Sedangkan, sudut deviasi minimum akan dicapai (diperoleh) ketika nilai sudut datang (i2) dan sudut bias (r1) besarnya sama.

B.     Saran
 Untuk memperoleh sudut deviasi minimum, maka antara sudut datang dan sudut biasnya seharusnya sama besar. Oleh karena itu, sebaiknya pengamat/ praktikan lebih seksama dan menggunakan dua mata terbuka ketika melihat sudut bias yang terbentuk, lebih tepat ketika menandai dengan menggunakan jarum pentul serta  lebih terampil dalam menggunakan busur atau membaca skala busur. Selain itu juga pengamat/ praktikan sebaiknya menggunakan besar sudut datang yang tidak terpaut banyak dengan besar β prisma.









DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2005. Sudut Deviasi Minimum pada Prisma. (Online), (http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/kb2_4.html) diakses 7 November 2015
Ardho, Salamun. 2012. Laporan Praktikum Prisma. (Online). (http://www.scribd.com/doc/109469479/Laporan-Praktikum-Prisma#scribd) diakses pada 9 November 2015
Eugenia, Maria. 2013. Laporan Praktikum Deviasi dan Indeks Bias Prisma (online). Tersedia : https://www.academia.edu/10609077/ Laporan_Praktikum_Deviasi_and_Indeks_Bias_Prisma . Diakses tanggal 20 Oktober 2015.
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Alih bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta: Erlangga
Giancoli, D.C. 2004.Physics, Princiles with Application. New Jersey:Prentice Hall.
Purnamasari, Wahyu Siami. 2014. Hukum Pemantulan dan Pembiasan Snell. (Online), (http://www.academia.edu/6416350/A._HUKUM_PEMANTULAN_DAN_PEMBIASAN_SNELL) diakses 9 November 2015
TIM. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.




LAMPIRAN

A.  Dokumentasi

Menggambar prisma pada kertas

Membuat garis normal

Mengukur sudut datang menggunakan busur

Meletakkan prisma diatas gambar prisma yang
Telah digambar di kertas





B.  Perhitungan
·      Mencari sudut deviasi dengan perhitungan
= 45
nm=
    =
    =
    = 1

(sin½ (β+ δm)         = (np/nm) sin ½ β)
(sin ½ ( 45 + δm = (( 1,5/ 1) sin ½ 45)
sin 22,5 + sin ½ δm = 1,5. sin 22,5
0,38 + sin ½ δm       = 1,5 . 0,38
sin ½ δm                  = 0,57 – 0,38
sin ½ δm                  = 0,19
sin ½ δm                  = sin 10,95
½ δm                        = 10,95
δm                           = 21,9

= 60
nm=
    =
    =
    = 0,75

sin½ (β+ δm)          = (np/nm) sin ½ β)
(sin ½ ( 60 + δm) = (( 1,5/ 0,75) sin ½ 60)
sin 30 + sin ½ δm = 2. sin 30
0,5 + sin ½ δm       = 1 . 0,5
sin ½ δm                  = 0,5 – 0,5
sin ½ δm                  = 0
sin ½ δm                  = sin 0
½ δm                        = 0
δm                           = 0














·         Perhitungan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut Prisma 60o
No.
(i1  1)o
( o
(/ ) x 100%
Ketelitian (100%-Ketidakpastian)
1
30
45
33,33
66,67
2
35
25
28,57
71,43
3
40
25
37,50
62,50
4
45
35
22,22
77,78
5
50
40
20,00
80,00

28,32
71,68
·         Perhitungan Hasil Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut Prisma 45o
No.
(i1  1)o
( o
(/ ) x 100%
Ketelitian (100%-Ketidakpastian)
1
30
40
25,00
75,00
2
35
35
0,00
100,00
3
40
35
12,5
87,50
4
45
35
22,22
77,78
5
50
40
20,00
80,00

15,94
84,06






Tidak ada komentar:

Posting Komentar