LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
“DEVIASI MINIMUM PRISMA”

KELOMPOK
9/PIB 2013
Nama
Anggota :
1.
Rita
Nur Saidah (13030654044)
2.
Dwi
Rahmawaty (13030654073)
3.
Ayu
Arviani Putri S. (13030654077)
4.
Ria
Restu Fua’nni (13030654078)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN
IPA
2015
DAFTAR
ISI
Cover.....................................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
ii
Abstrak.................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
................................................................................................
A.
Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah .....................................................................................
1
C. Tujuan
.......................................................................................................
2
D.
Hipotesis
...................................................................................................
2
Bab II Kajian Pustaka
...........................................................................................
3
Bab III Metode Percobaan
....................................................................................
A.
Alat dan Bahan
......................................................................................... 9
B. Variabel
.................................................................................................... 9
C. Rancangan
Percobaan .............................................................................. 10
D. Langkah
Percobaan .................................................................................. 10
E.
Alur Kerja
................................................................................................. 11
Bab IV Data, Analisis, dan Diskusi
.......................................................................
A.
Data
.........................................................................................................
12
B. Analisis
.....................................................................................................
13
C.
Pembahasan
..............................................................................................
15
Bab V Penutup
.....................................................................................................
A.
Kesimpulan
..............................................................................................
16
B.
Saran
........................................................................................................
16
Daftar Pustaka
.....................................................................................................
17
Lampiran
...............................................................................................................
A.
Dokumentasi
............................................................................................ 18
B.
Perhitungan...............................................................................................
19
DEVIASI
MINIMUM PRISMA
ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum yang
berjudul “Deviasi Minimum Prisma” pada tanggal 5 November 2015. Praktikum ini
bertujuan untuk menentukan sudut minimum deviasi prisma. Metode yang digunakan
pada praktikum ini adalah mencari sudut deviasi yang berasal dari sudut sinar
datang dan sinar bias. Apabila sudut deviasi telah didapatkan akan dibandingkan
dengan sudut deviasi decara hitungan (sesuai teori) dan selanjutnya akan
mencari sudut deviasi minimum. Pada percobaan ini menggunakan dua prisma dengan
sudut bembias 45o dan 60o, dan memiliki i1
sebagai variabel manipulasi (
,
,
,
dan
), alat dan
bahan sebagai variabel kontrol, dan sudut deviasi sebagai variabel respon. Percobaan
ini menghasilkan taraf ketelitian pada prisma dengan sudut pembias 45o sebesar
84,06% dan
menghasilkan taraf ketelitian pada prisma dengan sudut bembias 60o sebesar
71,68 % serta
m pengamatan terdapat pada percobaan
2,3 dan 4 yang bernilai 35o, sedangkan
m perhitungan diperoleh nilai
sebesar 21,9o pada
= 45o. Selain itu
m terdapat pada percobaan ke 2 dan 3
yang memiliki nilai
paling kecil yaitu 25o sedangkan
m perhitungan diperoleh dengan nilai
0o. Kesalahan
pada praktikum disebabkan oleh kesalahan paralak, kekeliruan tindakan, dan
kesalahan dalam memanipulasi data sudut sinar datang.
Kata
kunci
: sudut datang, sudut deviasi, sudut bias.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari seringkali kita menemukan fenomena IPA yang menimbulkan
suatu pertanyaan dalam diri kita. Misalnya fenomena pensil yang dicelupkan ke
dalam gelas berisi air. Pensil
tersebut seolah-olah patah jika kita lihat dari samping gelas. Dalam ilmu IPA,
peristiwa tersebut dinamakan sebagai pembiasan atau pembelokan. Pembiasan atau
pembelokan terjadi ketika suatu benda terdapat pada medium dengan kerapatan
yang berbeda, misalnya medium udara dan air. Istilah pembiasan tentu tidak
lepas dengan sudut datang, sudut bias, dan garis normal. Sudut datang adalah
sudut yang dibentuk suatu cahaya yang datang terhadap garis normal suatu
medium. Sedangkan sudut bias adalah sudut yang dibentuk dari pembiasan cahaya
datang (cahaya pantul) terhadap garis normal.
Dari
sudut datang dan sudut bias akan diperoleh sudut deviasi dan sudut deviasi
minimum, untuk mengetahui lebih jelas cara menentukan sudut deviasi minimum
tersebut kita melakukan percobaan tentang sudut deviasi minimum pada prisma.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
cara untuk menentukan sudut deviasi minimum prisma ?
2. Bagaimana
hubungan sudut datang (i) terhadap sudut deviasi (r) ?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya peercobaan ini adalah untuk dapat menentukan sudut
deviasi minimum prisma.
D.
Hipotesis
1. Jika
nilai sudut datang dan sudut bias diketahui, maka sudut deviasi akan terbentuk.
2. Jika
sudut datang sama dengan sudut bias maka sudut deviasi minimum terbentuk.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Pengertian
Prisma
Prisma adalah alat optic yang berupa benda bening yang
dibatasi oleh dua bidang datar yang membentuk sudut tertentu satu sama lain.
![]() |
Sudut
diantara dua bidang permukaan tersebut disebut sudut pembias(β) sedangkan dua
bidang pembatas disebut bidang pembias. Apabila seberkas sinar datang pada
salah satu bidang prisma yang kemudian disebut sebagai bidang pembias I, akan
dibiaskan mendekati garis normal. Sampai pada bidang pembias II, berkas sinar
tersebut akan dibiaskan menjauhi garis normal. Pada bidang pembias I, sianr
dibiaskan mendekati garis normal, sebab sinar datang dari zat optic kurang
rapat ke zat optic lebih rapat yaitu udara ke kaca.Sebaliknya pada bidang
pembias II, sinar dibiaskan menjauhi garis normal, sebab sinar datang dari zat
optic rapat ke zat optic kurang rapat yaitu dari kaca ke udara. Sehingga
seberkas sinar yang melewati sebuah prisma akan mengalami pembelokan arah dari
arah semula. (Tim gelombang dan optik, 2014)
B.
Perbedaan
sudut deviasi dan sudut deviasi minimum prisma
Jika
sudut yang dibentuk oleh perpotongan dari perpanjangan cahaya datang dengan
perpanjangan cahaya bias yang meninggalkan prisma disebut sudut deviasi.
Sedangkan sudut deviasi akan mencapai minimum
jika
sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma
atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu
menjadi segitiga sama kaki.
Sudut deviasi bergantung pada sudut
datang, maka harga deviasi juga bervariasi. Sudut deviasi minimum terjadi jika
i1 sama dengan r2.
|
C.
Hukum
Snellius
Dalam
pembiasan terdapat suatu hukum yang menjelaskan hubungan antara sudut datang
dan sudut bias pada cahaya atau gelombang lainnya yang melalui batas antara dua
medium. Hukum ini dikenal dengan nama hukum Snellius dan dapat dituliskan
sebagai berikut :
n1
sin i1 = n2 sin r1![]() |
|||
|
|||
Berkas
sinar tersebut dalam prisma mengalami dua kali pembiasan sehingga antara berkas
sinar masuk ke prisma dan berkas sinar keluar dari prisma tidak lagi sejajar.
Sudut yang dibentuk antara arah sinar datang dengan arah sinar yang
meninggalkan prisma disebut sudut deviasi diberi lambang
.
Berdasarkan gambar di atas diperoleh :
δ
= i1 + r2 - β
Keterangan: δ : sudut deviasi minimum
i1 :
sudut datang pada prisma
r2 :
sudut bias (keluar) dari prisma
Oleh
karena sudut deviasi bergantung pada sudut datang, maka harga deviasi juga
bervariasi. Apabila sudut datangnya sinar diperkecil, maka sudut deviasinya pun
akan semakin kecil. Sudut deviasi akan mencapai minimum
jika
sudut datang cahaya ke prisma sama dengan sudut bias cahaya meninggalkan prisma
atau pada saat itu berkas cahaya yang masuk ke prisma akan memotong prisma itu
menjadi segitiga sama kaki, sehingga berlaku:
i1
= r2 = i(dengan i = sudut datang cahaya ke prisma) dan
i2
= r1 = r (dengan r = sudut bias cahaya memasuki prisma)
Karena
dengan
demikian besarnya sudut deviasi minimum dapat dinyatakan :

Menurut
hukum Snellius tentang
pembiasan berlaku :


Dengan:
Atau
:

Dengan
:
n
= indeks bias bahan prisma
Untuk sudut pembias prisma kecil (
,
sehingga besarnya sudut deviasi minimumnya dapat dinyatakan :
Apabila medium disekitar prisma berupa
udara maka
dan indeks bias prisma dinyatakan dengan n,
maka berlaku :
D.
Grafik
Hubungan sudut deviasi dengan sudut datang
Pada
deviasi, tampak bahwa besar sudut deviasi sebuah prisma dapat berubah besarnya
bila sudut datang i1 berubah (sudut r2 juga akan berubah
bila sudut i1 berubah).

|
β = r1 + i2 menjadi
Persamaan
sudut pembias pada saat deviasi minimum atau r1 = ½ i2.
Persamaan deviasi juga berubah menjadi persamaan deviasi minimum (
). Dari persamaan,
i1 = r2
kita dapatkan,
δm = 2 i1 - β
atau
i1 = 
Bila kita terapkan persamaan-persamaan yang baru
saja kita dapatkan pada deviasi minimum ini ke dalam hukum Snellius, maka akan
kita dapatkan persamaan baru, yakni:
n1 sin i1 =
n2 sin r1
atau
n1 sin
= n2 sin 
dengan
n1 = indeks bias medium
n2 = indeks bias prisma
δm = deviasi minimum
β = sudut pembias prisma
Bila sudut pembias relatif kecil, yakni di bawah
15°, maka sudut deviasi menjadi sangat kecil (δ) sehingga nilai
sin a = a. Akibatnya persamaan Hukum Snellius di atas berubah
dari
atau
(β)
= δ + β
sehingga
keterangan:
δ = deviasi minimum untuk β = 15°.
n2-1 = indeks bias relatif prisma terhadap medium
β= sudut pembias prisma
Oleh karena sudut deviasi bergantung
pada sudut datang, maka harga deviasi juga bervariasi. Sudut deviasi minimum
terjadi jika jika i1 sama dengan r2. Dapat digunakan
persamaan Snell tentang pembiasan dalam menentukan sudut deviasi, yaitu: np nm
sin ½ (β + δm)
= np/nm . sin ½
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat
dan
Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
|
No.
|
Nama
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
|
1.
|
Prisma
|
Kaca, n diketahui
|
1 buah
|
|
2.
|
Jarum Pentul
|
-
|
10 buah
|
|
3.
|
Penggaris
|
30 cm, mika
|
1 buah
|
|
4.
|
Kertas Putih
|
HVS A4
|
10 lbr
|
|
5.
|
Busur Derajat
|
180°
|
1 buah
|
|
7.
|
Ball point
|
Warna
|
2 buah
|
B.
Variabel
yang digunakan
1. Variabel Manipulasi :
Sudut datang
Definisi operasional :
·
Pada percobaan ini
sudut datang yang digunakan yaitu 300, 350, 400,
450, 500.
2. Variabel
Kontrol : Jenis prisma
Definisi operasional :
·
Pada percobaan ini
jenis prisma yang digunakan adalah prisma yang memiliki β sebesar 450 dan 600
untuk masing-masing 5 kali percobaan.
3. Variabel
respon : Sudut deviasi
Definisi operasional :
Sudut yang dibentuk
antara sinar datang dengan arah sinar yang meninggalkan prisma disebut sudut
deviasi (
).
C.
RancanganPercobaan
RancanganPercobaan
Gambar
3.1.Rancangan Percobaan Deviasi Minimum Prisma
D.
LangkahPercobaan
1. Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Gambar
prisma dengan β 450 pada kertas yang telah disediakan.
3. Buat
garis normal n1 yang tegak lurus dengan sisi prisma.
4. Ukur
sudut datang (i1) sebesar 300, kemudian diletakkan dua
buah jarum pentul pada sisi ujung sinar datang.
5. Letakkan
prisma dengan β 450 diatas permukaan gambar prisma diatas kertas.
6. Lihat
bayangan jarum pentul pada sisi prisma yang lain.
7. Beri
tanda bayangan yang telah dilihat dengan dua buah jarum pentul.
8. Tarik
garis pada tanda bayangan jarum pentul.
9. Tarik
garis normal n2 terhadap garis bias untuk memperoleh sudut bias.
10. Tarik
garis datang terhadap garis bias sehingga diperoleh sudut deviasi prisma.
11. Ulangi
langkah 2 sampai 10 dengan β dan sudut datang yang berbeda.
E.
AlurPercobaan
|
![]() |
|||
![]() |
|||
BAB
IV
DATA, ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
A. DATA
Adapun
data yang kami peroleh setelah percobaan adalah:
Tabel
4.1 Hasil Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan
Sudut Prisma 60o
|
No.
|
(i1
|
(r2
|
(
|
|
|
1
|
30
|
75
|
45
|
45
|
|
2
|
35
|
50
|
25
|
25
|
|
3
|
40
|
45
|
25
|
25
|
|
4
|
45
|
50
|
35
|
35
|
|
5
|
50
|
50
|
40
|
40
|
Ket:
nm :
0,75
Tabel
4.2 Hasil Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan
Sudut Prisma 45o
|
No.
|
(i1
|
(r2
|
(
|
|
|
1
|
30
|
55
|
40
|
40
|
|
2
|
35
|
40
|
35
|
30
|
|
3
|
40
|
40
|
35
|
35
|
|
4
|
45
|
35
|
35
|
35
|
|
5
|
50
|
40
|
40
|
45
|
Ket:
nm :
1,23
B. ANALISIS
Berdasarkan
data diatas dapat dibuat grafik dbawah ini:
Tabel
4.1 Grafik Pengaruh i1 terhadap
dengan
= 600

Berdasarkan
grafik diatas, dengan menggunakan rumus
= i1+ r2-
dapat diketahui bahwa nilai
sebanding dengan i1 diperoleh hasil
dimana semakin besar i1 maka nilai
juga semakin besar, namun pada percobaan 1
tidak demikian yaitu ketika i1 sebesar 30o besar
sebesar 45o. Dan pada percobaan 3
besar
sama dengan besar
pada percobaan 2, tidak mengalami peningkatan.
Dan berdasarkan kecenderungan grafik yang terlihat sudut deviasi minimum
m terdapat pada percobaan ke 2 dan 3
yang memiliki nilai
paling kecil yaitu 25o sedangkan
m perhitungan diperoleh dengan nilai
0o.
Tabel
4.2 Grafik Pengaruh i1 terhadap
dengan
450

Berdasarkan
grafik diatas dapat diketahui bahwa semakin besar i1 maka nilai
juga semakin besar, namun pada percobaan 1
tidak demikian yaitu ketika i1 sebesar 30o besar
sebesar 40o. Hal serupa juga
terjadi pada percobaan 2,3 dan 4 yang tidak mengalami peningkatan pada besar
yaitu memiliki besar
35o. Dan berdasarkan kecenderungan
grafik yang terlihat sudut deviasi minimum
m terdapat pada percobaan ke 2,3 dan
4 yang memiliki nilai
paling kecil yaitu 35o.
Jika dibandingkan antara
m berdasarkan kecenderungan grafik
dengan
m hasil perhitungan maka pada pengamatan
sudut deviasi prisma dengan β 60o diperoleh hasil yang tidak
sesuai yaitu
m pengamatan terdapat pada percobaan
ke 2 dan 3, sedangkan
m perhitungan hanya terdapat pada
percobaan ke 2 yang memiliki nilai terkecil yaitu sebesar 1,32o.
Sedangkan
m pada pengamatan
sudut deviasi prisma dengan β 45o juga demikian yaitu antara
m pengamatan dan
m perhitungan tidak sama yaitu
m pengamatan terdapat pada percobaan
2,3 dan 4 yang bernilai 35o, sedangkan
m perhitungan diperoleh nilai
sebesar 21,9o.
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari percobaan
maupun perhitungan terdapat beberapa perbedaan dan ketidaksesuaian dengan
kajian teori yang ada dimana sudut devasi minimum terjadi apabila i1
sama dengan r2. Namun hasil pada percobaan yang dilakukan harga i1
tidak sama dengan r2 sehingga berpengaruh dengan hasil percobaan
yaitu sudut deviasi (
) dan sudut deviasi minimum (
m). Dari data-data yang diperoleh dari percobaan
pertama yaitu pada prisma dengan sudut pembias sebesar 60°, dapat dicari
presentase ketelitian yang diperoleh sebesar 71,68 % dan presentase
ketidakpastian yang diperoleh sebesar 28,32 % . Sedangkan dari data-data yang
diperoleh dari percobaan kedua yaitu pada prisma dengan sudut pembias sebesar
45°, dapat dicari presentase ketelitian yang diperoleh sebesar 84,06 % dan presentase ketidakpastian yang diperoleh
sebesar 15,94 %. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu kesalahan paralak (kesalahan saat memebaca
skala pada percobaan), kekeliruan tindakan (kesalahan dalam menggunakan alat
dan bahan), dan kesalahan dalam memanipulasi data sudut sinar datang pada
percobaan sehingga menghasilkan data yang tidak sesuai.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis diatas, dapat
disimpulkan bahwa nilai sudut deviasi minimum dapat diperoleh dengan mengetahui
nilai sudut datang, sudut bias, dan nilai β prisma terlebih dahulu. Kemudian
dari data tersebut digunakan rumus sin ½ (β+ δm) = (np/nm) sin ½ β dan
rumus (n-1)β untuk memperoleh nilai sudut deviasi minimumnya (δm).
besarnya sudut datang akan mempengaruhi besarnya sudut bias yang dihasilkan,
artinya semakin besar nilai sudut datang maka semakin besar pula nilai sudut
bias yang dihasilkan. Sedangkan, sudut deviasi minimum akan dicapai (diperoleh)
ketika nilai sudut datang (i2) dan sudut bias (r1)
besarnya sama.
B.
Saran
Untuk memperoleh
sudut deviasi minimum, maka antara sudut
datang dan sudut biasnya seharusnya sama besar. Oleh karena itu, sebaiknya
pengamat/ praktikan lebih seksama dan menggunakan dua mata terbuka ketika
melihat sudut bias yang terbentuk, lebih tepat ketika menandai dengan
menggunakan jarum pentul serta lebih
terampil dalam menggunakan busur atau membaca skala busur. Selain itu juga
pengamat/ praktikan sebaiknya menggunakan besar sudut datang yang tidak terpaut
banyak dengan besar β prisma.
DAFTAR
PUSTAKA
Admin. 2008. Prisma.
(Online), (http://www.smanepus.sch.id/kumpulan%20materi/KUMPULAN%20MATERI/materi%20fisika/kls%20x/mp_422/materi4.html) diakses 7 November 2015
Admin. 2005. Sudut Deviasi Minimum pada Prisma. (Online), (http://www.disdikgunungkidul.org/files/materi_sma/fisika/PEMBIASAN%20CAHAYA/kb2_4.html) diakses 7 November 2015
Ardho, Salamun. 2012. Laporan Praktikum Prisma. (Online). (http://www.scribd.com/doc/109469479/Laporan-Praktikum-Prisma#scribd) diakses pada 9 November 2015
Eugenia,
Maria. 2013. Laporan Praktikum Deviasi
dan Indeks Bias Prisma (online). Tersedia : https://www.academia.edu/10609077/ Laporan_Praktikum_Deviasi_and_Indeks_Bias_Prisma
. Diakses tanggal 20 Oktober 2015.
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2 Edisi Kelima. Alih
bahasa: Yuhilza Hanum. Jakarta: Erlangga
Giancoli,
D.C. 2004.Physics, Princiles with
Application. New Jersey:Prentice Hall.
Purnamasari, Wahyu Siami. 2014. Hukum Pemantulan dan Pembiasan Snell. (Online), (http://www.academia.edu/6416350/A._HUKUM_PEMANTULAN_DAN_PEMBIASAN_SNELL) diakses 9 November 2015
TIM. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
LAMPIRAN
A.
Dokumentasi
![]()
Menggambar prisma pada kertas
|
![]()
Membuat garis normal
|
![]()
Mengukur sudut datang menggunakan busur
|
![]()
Meletakkan prisma diatas gambar prisma yang
Telah digambar di kertas
|
B.
Perhitungan
· Mencari
sudut deviasi dengan perhitungan
|
nm=
=
=
= 1
(sin½ (β+ δm) = (np/nm) sin
½ β)
(sin ½
( 45 + δm = (( 1,5/ 1) sin ½ 45)
sin
22,5 + sin ½ δm = 1,5. sin 22,5
0,38
+ sin ½ δm = 1,5 . 0,38
sin
½ δm = 0,57 – 0,38
sin
½ δm = 0,19
sin
½ δm = sin 10,95
½
δm = 10,95
δm = 21,9
|
nm=
=
=
= 0,75
sin½ (β+ δm) = (np/nm)
sin ½ β)
(sin ½
( 60 + δm) = (( 1,5/ 0,75) sin ½ 60)
sin
30 + sin ½ δm = 2. sin 30
0,5
+ sin ½ δm = 1 . 0,5
sin
½ δm = 0,5 – 0,5
sin
½ δm = 0
sin
½ δm = sin 0
½
δm = 0
δm
= 0
|
·
Perhitungan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut
Prisma 60o
|
No.
|
(i1
|
(
|
(
|
Ketelitian
(100%-Ketidakpastian)
|
|
1
|
30
|
45
|
33,33
|
66,67
|
|
2
|
35
|
25
|
28,57
|
71,43
|
|
3
|
40
|
25
|
37,50
|
62,50
|
|
4
|
45
|
35
|
22,22
|
77,78
|
|
5
|
50
|
40
|
20,00
|
80,00
|
|
|
28,32
|
71,68
|
||
·
Perhitungan Hasil
Pengamatan Sudut Deviasi Prisma dengan Sudut Prisma 45o
|
No.
|
(i1
|
(
|
(
|
Ketelitian
(100%-Ketidakpastian)
|
|
1
|
30
|
40
|
25,00
|
75,00
|
|
2
|
35
|
35
|
0,00
|
100,00
|
|
3
|
40
|
35
|
12,5
|
87,50
|
|
4
|
45
|
35
|
22,22
|
77,78
|
|
5
|
50
|
40
|
20,00
|
80,00
|
|
|
15,94
|
84,06
|
||








Tidak ada komentar:
Posting Komentar