Senin, 14 Desember 2015

LAPORAN PRAKTIKUM GO-7



LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL



KELOMPOK 9/PIB 2013
Nama Anggota :
1.     Rita Nur Saidah             (13030654044)
2.     Dwi Rahmawaty            (13030654073)
3.     Ayu Arviani Putri S.      (13030654077)
4.     Ria Restu Fuanni                   (13030654078)



UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN IPA
2015
DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................................
Daftar Isi .............................................................................................................. ii
Abstrak.................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan ................................................................................................
A.    Latar Belakang .......................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
C.     Tujuan ....................................................................................................... 2
D.    Hipotesis ................................................................................................... 2
Bab II Kajian Pustaka ........................................................................................... 3
Bab III Metode Percobaan ....................................................................................
A.    Alat dan Bahan ......................................................................................... 8
B.     Variabel .................................................................................................... 8
C.     Rancangan Percobaan .............................................................................. 9
D.    Langkah Percobaan .................................................................................. 9
E.     Alur Kerja ................................................................................................. 10
Bab IV Data, Analisis, dan Diskusi .......................................................................
A.    Data  ......................................................................................................... 11
B.     Analisis ..................................................................................................... 11
C.     Pembahasan .............................................................................................. 13
Bab V Penutup .....................................................................................................
A.    Kesimpulan .............................................................................................. 14
B.     Saran ........................................................................................................ 14
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 15
Lampiran ...............................................................................................................
A.    Dokumentasi ............................................................................................ 16
B.     Perhitungan............................................................................................... 17





PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL
ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum yang berjudul “Pembiasan pada Kaca Plan Paralel” pada tanggal 12 November 2015. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan besarnya indeks bias kaca plan paralel dan menentukan besarnya pergeseran sinar pada kaca plan paralel. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah mencari indeks bias melalui perhitungan r dan t. sudut deviasi yang berasal dari sudut sinar datang dan sinar bias. Pada percobaan ini menggunakan kaca plan paralel dengan tebal 6 cm dan dilalukan dengan memanipulasi sudut datang sebanyak 10 kali yaitu mulai 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600, 650. Pada percobaan ini diperoleh bahwa semakin besar sudut datang maka pergeseran sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun tidak berlaku pada besar sudut bias yang dihasilkan. Karena semakin besar sudut datang, tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar. Nilai pergeseran (t) tersebut digunakan untuk mendapatkan nilai r. Kemudian untuk indeks bias diperoleh nilai sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian 93,06 % dan standar deviasi sebesar 0,10. Nilai rata-rata indeks bias tersebut tidak terlalu jauh dengan indeks bias secara teoritis dimana nilainya sebesar 1,5.

Kata kunci : sudut datang, pergeseran, sudut bias.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan jalannya cahaya saat melewati dua medium yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui peristiwa pembelokan cahaya atau peristiwa pembiasan. Peristiwa pembelokan cahaya secara alami ada di sekitar lingkungan kita seperti batang kayu yang terlihat patah ketika sebagian tercelup dalam air, permukaan danau yang terlihat lebih dangkal, dan lain sebagainya. Peristiwa pembiasan terjadi apabila cahaya merambat mengenai bidang batas dua medium, sehingga rambatan cahaya tersebut akan mengalami pembelokan. Salah satu contoh medium yang bisa membuat adanya pembelokan cahaya serta dapat diamati pembiasannya adalah kaca plan paralel. Kaca plan paralel merupakan kaca yang berbentuk tiga dimensi dimana kedua sisinya dibuat sejajar sehingga cahaya yang mengenai kaca plan paralel akan dibiaskan dua kali, yaitu pembiasan ketika memasuki kaca plan paralel dan pembiasan keluar dari kaca plan  paralel. Pada kaca ini memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan dengan d. Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan paralel adalah sinar tersebut akan mengalami pergeseran. Sinar yang masuk pada kaca plan paralel juga memiliki sudut datang tertentu sehingga menghasilkan sudut bias tertentu pula. Hasil dari pembiasan tersebut adalah sebuah pergeseran sinar yang seharusnya tetap lurus menembus bidang kaca plan paralel menjadi sinar yang dibelokkan tetapi tetap sejajar dengan sinar datang.
Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan percobaan pembiasan cahaya untuk mengetahui besarnya pergeseran, sudut bias, dan indeks bias pada kaca plan paralel dengan sudut datang yang berbeda- beda.




B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1.      Bagaimana menentukan besar pergeseran sinar pada kaca plan paralel?
2.      Bagaimana menentukan besar indeks bias pada kaca plan paralel?

C.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1.      Menentukan besar pergeseran sinar pada kaca plan paralel.
2.      Menentukan besar indeks bias pada kaca plan paralel.

D.    Hipotesis
Adapun hipotesis dari percobaan ini adalah:
Perbandingan dari sudut datang dengan sudut bias adalah konstan.

















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Kaca Plan Paralel
Kaca plan pararel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan 6 sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis mirip batu-bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan dengan d. Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan pararel adalah sinar tersebut akan megalami pergeseran. Konsep Fisis Hal yang mempengaruhi pembiasan pada kaca plan paralel adalah sudut datang, tebal kaca, dan indeks bias kaca. Semakin besar sudut datangnya, maka semakin kecil sudut refleksinya, tetapi jika besar sudut datangnya kecil, maka sudut refleksinya juga semakin kecil. Semakin tebal kaca, maka semakin besar nilai pergeseran sinar yang melewati kaca. Semakin besar indeks bias kaca, maka semakin besar pula nilai pergeserannya. Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat dibelokkan oleh rintangan tergantung indeks bias. Hal ini sering disebut dengan pembiasan gelombang. Salah satu gelombang tersebut adalah cahaya.
B.  Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm. Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut dualisme gelombang partikel. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern. Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang gelombang, polarisasi dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi, dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi, polarisasi. Salah satu sifat yang dimiliki sebuah cahaya adalah pembiasan cahaya saat cahaya masuk melalui dua medium yang berbeda. Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium bening yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya menganut hukum Snellius tentang pembiasan cahaya. Setiap cahaya yang datang dan melewati medium yang berbeda, maka sinar tersebut dibiaskan tergantung kerapatannya. Sudut sinar bias dapat mendekati garis normal maupun menjauhinya tergantung kerapatannya.
Hukum ini dapat ditulis dengan matematis bahwa nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan kebalikan nisbah indeks bias. Cahaya atau berkas sinar akan mengalmi 2 kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda kerapatanya. Berkas cahaya dari udara udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu dapat menyimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat (kaca) ke medium kurang rapat (udara).
Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan oleh seorang ahli matematika dan perbintangan Belanda pada 1621 bernama Willebrord Snell. Kesimpulan hasil percobaannya dirumuskan dan dikenal dengan Hukum Snellius.
ilustrasi pembiasan cahaya pada kaca plan pararel
Gambar 2.1 Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan Paralel
Terlihat bahwa berkas cahaya yang masuk dengan berkas cahaya yang keluar dari kaca plan pararel adalah sejajar. Berkas cahaya hanya mengalami pergerseran sebesar t (besaran panjang). Jika berkas cahaya datang dengan sudut i maka rumus pergeseran adalah
t(pergeseran)=\frac{d.sin(i-r)}{cos .r}
Berkas cahaya dari udara udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu dapat menyimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat (kaca) ke medium kurang rapat (udara).
Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan Paralel.jpg
      Gambar 2.2 Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan Paralel
Hukum Snellius menyatakan sebagai berikut :
1.      Sinar datang, sinar bias, dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2.      Jika sinar datang dari medium yang kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan mendekati garis normal.

C.  Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang berbeda menyebabkan cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan pada medium yang kurang rapat. Akibatnya, cahaya membelok. Perbandingan laju cahaya dari dua medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol (n). Jika cahaya merambat dari udara atau hampa ke suatu medium, indeks biasnya disebut indeks bias mutlak. Secara matematis dituliskan.
n =
            dengan :
            n = indeks bias mutlak
            c = Laju cahaya (m/s)
            v = laju cahaya dalam medium (m/s)
Indeks bias mutlak dari beberapa medium diperlihatkan pada Tabel berikut.
Tabel 2.1  Indeks Bias dari Beberapa Medium
Indeks Bias dari Beberapa Medium
(sumber :www. Rumus-fisika.com)
Jika salah satu medium tersebut bukan udara, perbandingan laju cahaya tersebut merupakan nilai relatif atau indeks bias relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari medium 1 dengan kelajuan v1 masuk pada medium 2 dengan kelajuan v2, indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1 adalah:
                        n1 =  , n2 =
 maka ,             =
                        n21 =
dengan :         n21 = indeks relative medium 2 terhadap medium 1.
                        v1 = laju medium 1 (m/s)
                   v2 = laju medium 2 (m/s)



BAB III
METODE PERCOBAAN

A.  Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
No.
Nama
Spesifikasi
Jumlah
1.
Kaca plan paralel
Kaca, n diketahui
1 buah
2.
Jarum Pentul
-
10 buah
3.
Penggaris
30 cm, mika
1 buah
4.
Kertas Putih
HVS A4
10 lbr
5.
Sterofoam
-
1 buah
6.
Busur Derajat
180°
1 buah
7.
Ball point
Warna
2 buah

B.  Variabel yang digunakan
1. Variabel Manipulasi       :  Sudut datang (i)
Definisi operasional       :
·         Sudut datang adalah sudut yang terbentuk antara sinar datang dengan garis normal. Pada percobaan ini sudut datang yang digunakan yaitu 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600, 650.
2. Variabel Kontrol            : Jenis kaca, tebal kaca
Definisi operasional       :
·         Pada percobaan ini jenis kaca yang digunakan adalah kaca plan paralel.
·         Tebal kaca plan paralel yang digunakan pada 10 kali percobaan ini sama yaitu 6 cm.
3. Variabel respon              : Sudut bias (r) dan pergeseran (t)
Definisi operasional       :
·         Sudut bias adalah sudut yang dibentuk antara sinar yang keluar (garis pada kaca) dengan garis normal.
·         Pergeseran adalah jarak antara sinar datang dengan sinar yang meninggalkan sisi kaca plan paralel.

C.  Rancangan Percobaan
gambar6.jpg
Gambar 3.1.Rancangan Percobaan Pembiasan pada Kaca Plan Paralel

D.  LangkahPercobaan
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.    Ukur tebal kaca plan paralel.
3.    Letakkan kaca plan paralel diatas kertas putih kemudian gambarlah kaca plan paralel tersebut.
4.    Buat garis normal vertikal yang tegak lurus dengan kaca plan paralel.
5.    Buat sudut datang sebesar 200, kemudian tancapkan jarum pada garis sinar datang.
6.    Letakkan kaca plan paralel diatas permukaan gambar kaca plan paralel diatas kertas.
7.    Amati posisi jarum dari sisi lain kaca plan paralel.
8.    Tancapkan jarum pada titik tertentu sehingga kedudukan jarum berhimpit dengan jarum yang berbeda pada garis sudut datang.
9.    Buat garis pada titik jarum yang berimpit, garis tersebut merupakan garis yang meninggalkan kaca plan paralel.
10.     Buat garis dari titik sudut datang pada batas sisi kaca planparalel sampai titik sinar yang meninggalkan kaca plan paralel pada batas sisi kaca plan paralel. Garis ini adalah garis sinar bias.
11.     Ukur sudut bias dengan busur derajat.
12.     Ukur besarnya pergeseran dengan penggaris.
13.     Ulangi langkah 2 sampai 12 dengan sudut datang yang berbeda.

E.  Alur Percobaan


 



































BAB IV
DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A.    Data
Adapun data yang kami peroleh setelah percobaan adalah:
Tabel 4.1  Hasil Pengamatan Pembiasan pada Kaca Plan Paralel
Perc. Ke-
I
(i±1)0
t
(t±0,1) cm

Hasil pengukuran r (r±10)
Hasil perhitungan r (r±10)
Hasil perhitungan n
1.
20
0,4
16
16,6
1,2
2.
25
0,8
17
17,7
1,4
3.
30
1,0
20
21,3
1,4
4.
35
1,3
23
23,3
1,4
5.
40
1,6
26
26,1
1,5
6.
45
1,9
28
31,4
1,5
7.
50
2,2
33
32,0
1,5
8.
55
2,5
34
34,9
1,4
9.
60
3,3
33
31,8
1,6
10.
65
3,5
38
33,4
1,5
Ket:
d                 = 6 cm
n rata-rata         = 1,44

B.  Analisis
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa semakin besar sudut datang maka pergeseran sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi besar sudut bias yang dihasilkan. Karena pada data diatas semakin besar sudut datang, tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar. Pada percobaan ini menggunakan manipulasi sudut datang dengan selisih 50 pada 10 kali percobaan mulai dari sudut datang 200, 250, 300, 350, 400, 450, 500, 550, 600, 650. Dan menggunakan kaca plan paralel yang memiliki tebal 6 cm.
Perbandingan sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan yang diperoleh melalui persamaan  menunjukkan bahwa pada setiap percobaan tidak begitu terdapat perbedaan yang terlalu signifikan. Namun beberapa percobaan memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan yang cukup jauh.
Pada percobaan pertama, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,60. Pada percobaan kedua, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,70. Pada percobaan ketiga, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 1,30. Pada percobaan keempat, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,30. Pada percobaan kelima, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,10.
Pada percobaan keenam, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 3,40. Pada percobaan ketujuh, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 1,00. Pada percobaan kedelapan, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,90. Pada percobaan kesembilan, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 1,20. Pada percobaan kesepuluh, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 4,60.
Selanjutnya untuk indeks bias, diperoleh dengan menggunakan persamaan   , yang kemudian dicari nilai indeks bias rata-rata dari ke-10 kali percobaan dan didapatkan nilai indeks bias rata-rata pada percobaan pertama sampai sepuluh sebesar 1,44.


C.    Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, semakin besar sudut datang maka pergeseran sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk besar sudut bias yang dihasilkan. Karena pada data diatas semakin besar sudut datang, tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar. Tepatnya terletak pada percobaan ke-9. Hal itu kurang sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa apabila berkas sinar melewati keping kaca plan paralel, sinar yang keluar dari sisi yang lain (menembus) kaca tersebut tetap searah sejajar tetapi bergeser dari arah semula karena dalam keping kaca sinar mengalami pembiasan sebanyak dua kali.
Sementara untuk indeks bias kaca plan paralel dihasilkan indeks bias rata-rata sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian sebesar 93,06 % dan standar deviasi sebesar 0,10. Hasil perhitungan indeks bias tersebut tidak terlalu jauh dengan nilai indeks bias secara teoritis yaitu sebesar 1,5. Namun berdasarkan Hukum Snellius yang menyatakan bahwa dalam peristiwa pembiasan cahaya, perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan, terdapat nilai perhitungan indeks bias kaca plan paralel yang memiliki perbedaan cukup signifikan yaitu pada percobaan pertama dengan sudut datang sebesar 200 diperoleh indeks bias sebesar 1,2. Sehingga membuat hasil tersebut kurang sesuai dengan teori. Perbedaan indeks bias antara hasil percobaan dengan teoritis disebabkan karena pada percobaan pertama, sudut datang yang digunakan memiliki jarak yang cenderung lebih dekat dengan garis normal sehingga berpengaruh terhadap sudut bias yang dihasilkan. Pada sudut datang tersebut menghasilkan sudut bias terkecil dibandingkan dengan sudut bias yang dihasilkan menggunakan sudut datang yang lebih besar. Selain itu, perbedaan hasil percobaan dan teoritis juga disebabkan kurang telitinya praktikan dalam melihat dan mengukur sudut bias saat melakukan percobaan.




BAB V
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1.      Semakin besar sudut datang maka pergeseran sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi besar sudut bias yang dihasilkan. Karena pada data diatas semakin besar sudut datang, tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar.
2.      Rata-rata indeks bias kaca plan paralel yang dihasilkan sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian 93,06 % dan standar deviasi sebesar 0,10.

B.     Saran
Pada percobaan ini sebaiknya praktikan menggunakan sudut datang yang berada dalam rentang yang tidak terlalu kecil maupun terlalu besar. Sehingga dengan penggunaan sudut datang yang berada dalam rentang yang tidak terlalu kecil maupun terlalu besar, akan menghasilkan sudut bias yang akan lebih mudah untuk diamati oleh praktikan. Selain itu, sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melihat dan mengukur sudut bias selama percobaan.











DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Pembiasan pada kaca plan pararel, (Online).  (http:/rumushitung.com/2013/08/29/pembiasan-cahaya-pada-kaca-plan-pararel/, diakses 13 November 2015).
Anonim. 2014. Pembiasan Cahaya, (Online). ( http://www.rumus-fisika.com/2014/02/pembiasan-cahaya.html, diakses 13 November  2015).
Ilham margoyoso. Akbari Indeks Bias Kaca Plan Paralel. (Online). ( http:// akbarilhammargoyoso.blogspot.co.id/2014/02/indeks-bias-kaca-plan-paralel.html , htm, diakses 12 November 2015).
TIM Dosen. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: UNESA.
















LAMPIRAN

A.  Dokumentasi
Alat dan Bahan praktikum
Jarum pentul
Busur
Penggaris
Kaca Plan Paralel
                                  
Proses Praktikum
Ketika melihat bayangan
Mencari nilai t


B.  Perhitungan
d = 6 cm
i  = 200 , t = 0,4 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,30 = tan r
r = 16,70
n =  =  =  = 1,2
i  = 250 , t = 0,8 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,32 = tan r
r = 17,70
n =  =  =  = 1,4
i  = 300 , t = 1,0 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,39 = tan r
r = 21,30
n =  =  =  = 1,4
i  = 350 , t = 1,3 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,43 = tan r
r = 23,30
n =  =  =  = 1,4
i  = 400 , t = 1,6 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,48 = tan r
r = 25,60
n =  =  =  = 1,5
i  = 450 , t = 1,9 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,55 = tan r
r = 28,80
n =  =  =  = 1,5
i  = 500 , t = 2,2 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,63 = tan r
r = 32,20
n =  =  =  = 1,5
i  = 550 , t = 2,5 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,70 = tan r
r = 34,90
n =  =  =  = 1,4
i  = 600 , t = 3,3 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,64 = tan r
r = 32,60
n =  =  =  = 1,6
i  = 650 , t = 3,5 cm
 = tan r
 = tan r
 = tan r
 = tan r
0,79 = tan r
r = 38,3 0
n =  =  =  = 1,5

C.    Taraf Ketelitian dan Ketidakpastian
Percobaan Ke
Indeks Bias (n)
d
d2
1
1,2
-0,24
0,0576
2
1,4
-0,04
0,0016
3
1,4
-0,04
0,0016
4
1,4
-0,04
0,0016
5
1,5
0,06
0,0036
6
1,5
0,06
0,0036
7
1,5
0,06
0,0036
8
1,4
-0,04
0,0016
9
1,6
0,16
0,0256
10
1,5
0,06
0,0036

Rata-rata = 1,44

Ʃ d2 = 0,104

n = 1,44 ± 0,10
Ketidakpastian =  × 100% = 6,94 %
Taraf ketelitian = 100 % - 7,86 % = 93,06 %







Tidak ada komentar:

Posting Komentar