LAPORAN PRAKTIKUM
GELOMBANG DAN OPTIK
“PEMBIASAN PADA KACA PLAN PARALEL”

KELOMPOK
9/PIB 2013
Nama
Anggota :
1.
Rita
Nur Saidah (13030654044)
2.
Dwi
Rahmawaty (13030654073)
3.
Ayu
Arviani Putri S. (13030654077)
4.
Ria
Restu Fua’nni (13030654078)
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PRODI PENDIDIKAN
IPA
2015
DAFTAR
ISI
Cover.....................................................................................................................
Daftar Isi ..............................................................................................................
ii
Abstrak.................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan
................................................................................................
A.
Latar Belakang ..........................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah .....................................................................................
2
C. Tujuan
.......................................................................................................
2
D.
Hipotesis
...................................................................................................
2
Bab II Kajian Pustaka
...........................................................................................
3
Bab III Metode Percobaan
....................................................................................
A.
Alat dan Bahan
......................................................................................... 8
B. Variabel
.................................................................................................... 8
C. Rancangan
Percobaan .............................................................................. 9
D. Langkah
Percobaan .................................................................................. 9
E.
Alur Kerja
................................................................................................. 10
Bab IV Data, Analisis, dan Diskusi
.......................................................................
A.
Data
.........................................................................................................
11
B. Analisis
.....................................................................................................
11
C.
Pembahasan
..............................................................................................
13
Bab V Penutup
.....................................................................................................
A.
Kesimpulan
..............................................................................................
14
B.
Saran
........................................................................................................
14
Daftar Pustaka
.....................................................................................................
15
Lampiran ...............................................................................................................
A.
Dokumentasi
............................................................................................ 16
B.
Perhitungan...............................................................................................
17
PEMBIASAN
PADA KACA PLAN PARALEL
ABSTRAK
Telah dilakukan
praktikum yang berjudul “Pembiasan pada Kaca Plan Paralel” pada tanggal 12
November 2015. Praktikum ini bertujuan untuk menentukan besarnya indeks bias
kaca plan paralel dan menentukan besarnya pergeseran sinar pada kaca plan
paralel. Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah mencari indeks bias
melalui perhitungan r dan t. sudut deviasi yang berasal dari sudut sinar datang
dan sinar bias. Pada percobaan ini menggunakan kaca plan paralel dengan tebal 6
cm dan dilalukan dengan memanipulasi sudut datang sebanyak 10 kali yaitu mulai
200, 250, 300, 350, 400,
450, 500, 550, 600, 650.
Pada percobaan ini diperoleh bahwa semakin besar sudut datang maka pergeseran
sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun tidak berlaku pada besar sudut
bias yang dihasilkan. Karena semakin besar sudut datang, tidak selalu
menghasilkan sudut bias yang semakin besar. Nilai pergeseran (t) tersebut
digunakan untuk mendapatkan nilai r. Kemudian untuk indeks bias diperoleh nilai
sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian 93,06 % dan standar deviasi sebesar 0,10. Nilai
rata-rata indeks bias tersebut tidak terlalu jauh dengan indeks bias secara
teoritis dimana nilainya sebesar 1,5.
Kata
kunci
: sudut datang, pergeseran, sudut bias.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembiasan
cahaya adalah peristiwa
pembelokan jalannya cahaya saat melewati dua medium yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menemui
peristiwa pembelokan cahaya atau peristiwa pembiasan. Peristiwa pembelokan
cahaya secara alami ada di sekitar lingkungan kita seperti batang kayu yang
terlihat patah ketika sebagian tercelup dalam air, permukaan danau yang
terlihat lebih dangkal, dan lain sebagainya. Peristiwa
pembiasan terjadi apabila cahaya
merambat mengenai bidang batas dua medium, sehingga rambatan cahaya tersebut
akan mengalami pembelokan. Salah satu contoh medium yang bisa membuat adanya
pembelokan cahaya serta dapat diamati pembiasannya adalah kaca plan paralel. Kaca plan paralel
merupakan kaca yang berbentuk tiga dimensi dimana kedua sisinya dibuat sejajar
sehingga cahaya yang mengenai kaca plan paralel akan dibiaskan dua kali, yaitu
pembiasan ketika memasuki kaca plan paralel
dan pembiasan keluar dari kaca plan paralel. Pada
kaca ini memiliki ketebalan tertentu yang sering dilambangkan dengan d.
Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan paralel
adalah sinar tersebut akan mengalami pergeseran. Sinar yang masuk pada kaca
plan paralel juga memiliki sudut datang tertentu sehingga menghasilkan sudut
bias tertentu pula. Hasil dari pembiasan
tersebut adalah sebuah pergeseran sinar yang seharusnya tetap lurus menembus
bidang kaca plan paralel menjadi sinar yang dibelokkan tetapi tetap sejajar dengan
sinar datang.
Berdasarkan uraian tersebut, dilakukan percobaan pembiasan cahaya
untuk mengetahui besarnya
pergeseran, sudut bias, dan indeks bias pada kaca plan paralel dengan sudut datang yang berbeda- beda.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang tersebut, diperoleh rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana
menentukan besar pergeseran sinar pada kaca plan paralel?
2. Bagaimana
menentukan besar indeks bias pada kaca plan paralel?
C.
Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah tersebut, maka tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1.
Menentukan besar
pergeseran sinar pada kaca plan paralel.
2.
Menentukan besar indeks
bias pada kaca plan paralel.
D.
Hipotesis
Adapun hipotesis
dari percobaan ini adalah:
Perbandingan dari sudut datang dengan
sudut bias adalah konstan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Kaca Plan Paralel
Kaca plan pararel adalah benda yang terbuat dari kaca berbentuk kubus dengan
6 sisi yang rata dengan sisi yang berhadapan sejajar. Bentuknya lempeng tipis
mirip batu-bata atau korek api. Ia memiliki ketebalan tertentu yang sering
dilambangkan dengan d.
Peristiwa yang terjadi ketika seberkas sinar melewati sebuah kaca plan pararel
adalah sinar tersebut akan megalami pergeseran. Konsep Fisis Hal yang mempengaruhi pembiasan pada kaca plan paralel adalah
sudut datang, tebal kaca, dan indeks bias kaca. Semakin besar sudut datangnya,
maka semakin kecil sudut refleksinya, tetapi jika besar sudut datangnya kecil,
maka sudut refleksinya juga semakin kecil. Semakin tebal kaca, maka semakin
besar nilai pergeseran sinar yang melewati kaca. Semakin besar indeks bias
kaca, maka semakin besar pula nilai pergeserannya. Suatu sifat gelombang yang
menarik adalah bahwa gelombang dapat dibelokkan oleh rintangan tergantung
indeks bias. Hal ini sering disebut dengan pembiasan gelombang. Salah satu
gelombang tersebut adalah cahaya.
B.
Cahaya
Cahaya adalah energi berbentuk gelombang
elekromagnetik yang kasat mata dengan panjang gelombang sekitar 380–750 nm.
Pada bidang fisika, cahaya adalah radiasi elektromagnetik, baik dengan panjang
gelombang kasat mata maupun yang tidak. Selain itu, cahaya adalah paket
partikel yang disebut foton. Kedua definisi tersebut merupakan sifat yang
ditunjukkan cahaya secara bersamaan sehingga disebut dualisme gelombang
partikel. Paket cahaya yang disebut spektrum kemudian dipersepsikan secara
visual oleh indera penglihatan sebagai warna. Bidang studi cahaya dikenal
dengan sebutan optika, merupakan area riset yang penting pada fisika modern.
Studi mengenai cahaya dimulai dengan munculnya era optika klasik yang
mempelajari besaran optik seperti: intensitas, frekuensi atau panjang
gelombang, polarisasi dan fase cahaya.
Sifat-sifat cahaya dan interaksinya terhadap
sekitar dilakukan dengan pendekatan paraksial geometris seperti refleksi dan refraksi,
dan pendekatan sifat optik fisisnya yaitu: interferensi, difraksi, dispersi,
polarisasi. Salah satu sifat yang dimiliki sebuah cahaya adalah pembiasan
cahaya saat cahaya masuk melalui dua medium yang berbeda. Pembiasan cahaya
berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium
bening yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya menganut hukum Snellius
tentang pembiasan cahaya. Setiap cahaya yang datang dan melewati medium yang
berbeda, maka sinar tersebut dibiaskan tergantung kerapatannya. Sudut sinar
bias dapat mendekati garis normal maupun menjauhinya tergantung kerapatannya.
Hukum ini dapat ditulis dengan matematis bahwa
nisbah sinus sudut datang dan sudut bias adalah konstan, yang tergantung pada
medium. Perumusan lain yang ekivalen adalah nisbah sudut datang dan sudut bias
sama dengan nisbah kecepatan cahaya pada kedua medium, yang sama dengan
kebalikan nisbah indeks bias. Cahaya atau
berkas sinar akan mengalmi 2 kali pembiasan oleh dua medium yang berbeda kerapatanya. Berkas cahaya dari udara
udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan. Peristiwa
tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan
medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu
dapat menyimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat
cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar
bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang
rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis
normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat (kaca) ke
medium kurang rapat (udara).
Terjadinya pembiasan tersebut telah dibuktikan
oleh seorang ahli matematika dan perbintangan Belanda pada 1621
bernama Willebrord Snell. Kesimpulan hasil percobaannya dirumuskan dan
dikenal dengan Hukum Snellius.
Gambar 2.1 Pembiasan Cahaya pada Kaca Plan
Paralel
Terlihat bahwa berkas cahaya yang masuk dengan berkas
cahaya yang keluar dari kaca plan pararel adalah sejajar. Berkas cahaya hanya
mengalami pergerseran sebesar t (besaran panjang). Jika berkas cahaya datang
dengan sudut i maka rumus pergeseran adalah
Berkas cahaya dari udara udara yang masuk ke dalam kaca
akan mengalami pembelokan. Peristiwa tersebut disebut
pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan medium
kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda. Jadi, kamu
dapat menyimpulkan bahwa pembiasan cahaya terjadi akibat
cahaya melewati dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Sinar
bias akan mendekati garis normal ketika sinar datang dari medium kurang
rapat (udara) ke medium lebih rapat (kaca). Sinar bias akan menjauhi garis
normal ketika cahaya merambat dari medium lebih rapat (kaca) ke
medium kurang rapat (udara).
Gambar 2.2 Pembiasan
Cahaya pada Kaca Plan Paralel
Hukum Snellius
menyatakan sebagai berikut :
1. Sinar datang, sinar bias, dan garis
normal terletak pada satu bidang datar.
2. Jika sinar datang dari medium yang
kurang rapat menuju medium yang lebih rapat, sinar akan
dibiaskan mendekati garis normal. Jika sinar datang dari medium yang
lebih rapat menuju medium yang kurang rapat, sinar akan dibiaskan
mendekati garis normal.
C. Indeks Bias
Berkas cahaya yang melewati dua medium yang
berbeda menyebabkan cahaya berbelok. Di dalam medium yang lebih
rapat, kecepatan cahaya lebih kecil dibandingkan pada medium yang kurang
rapat. Akibatnya, cahaya membelok. Perbandingan laju cahaya dari dua
medium tersebut disebut indeks bias dan diberi simbol (n). Jika cahaya merambat
dari udara atau hampa ke suatu medium, indeks biasnya disebut indeks
bias mutlak. Secara matematis dituliskan.
n = 
dengan :
n = indeks
bias mutlak
c = Laju
cahaya (m/s)
v = laju
cahaya dalam medium (m/s)
Indeks bias mutlak dari
beberapa medium diperlihatkan pada Tabel berikut.
Tabel 2.1 Indeks Bias dari Beberapa Medium
(sumber :www.
Rumus-fisika.com)
Jika salah satu medium tersebut bukan udara,
perbandingan laju cahaya tersebut merupakan nilai relatif atau indeks bias
relatif. Misalnya, berkas cahaya merambat dari medium 1 dengan kelajuan v1 masuk
pada medium 2 dengan kelajuan v2, indeks bias relatif
medium 2 terhadap medium 1 adalah:
n1
=
, n2 = 
maka ,
= 
n21
= 
dengan : n21
= indeks relative medium 2 terhadap medium 1.
v1
=
laju medium 1 (m/s)
v2 =
laju medium 2 (m/s)
BAB
III
METODE
PERCOBAAN
A.
Alat
dan
Bahan
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan dalam percobaan ini antara lain:
No.
|
Nama
|
Spesifikasi
|
Jumlah
|
1.
|
Kaca plan paralel
|
Kaca, n diketahui
|
1 buah
|
2.
|
Jarum Pentul
|
-
|
10 buah
|
3.
|
Penggaris
|
30 cm, mika
|
1 buah
|
4.
|
Kertas Putih
|
HVS A4
|
10 lbr
|
5.
|
Sterofoam
|
-
|
1 buah
|
6.
|
Busur Derajat
|
180°
|
1 buah
|
7.
|
Ball point
|
Warna
|
2 buah
|
B.
Variabel
yang digunakan
1. Variabel Manipulasi :
Sudut datang (i)
Definisi operasional :
·
Sudut datang adalah
sudut yang terbentuk antara sinar datang dengan garis normal. Pada percobaan
ini sudut datang yang digunakan yaitu 200, 250, 300,
350, 400, 450, 500, 550,
600, 650.
2. Variabel
Kontrol : Jenis kaca, tebal
kaca
Definisi operasional :
·
Pada percobaan ini
jenis kaca yang digunakan adalah kaca plan paralel.
·
Tebal kaca plan paralel
yang digunakan pada 10 kali percobaan ini sama yaitu 6 cm.
3. Variabel
respon : Sudut bias (r) dan
pergeseran (t)
Definisi operasional :
·
Sudut bias adalah sudut
yang dibentuk antara sinar yang keluar (garis pada kaca) dengan garis normal.
·
Pergeseran adalah jarak
antara sinar datang dengan sinar yang meninggalkan sisi kaca plan paralel.
C. Rancangan Percobaan

Gambar 3.1.Rancangan Percobaan Pembiasan pada Kaca
Plan Paralel
D.
LangkahPercobaan
1. Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Ukur
tebal kaca plan paralel.
3. Letakkan
kaca plan paralel diatas kertas putih kemudian gambarlah kaca plan paralel
tersebut.
4. Buat
garis normal vertikal yang tegak lurus dengan kaca plan paralel.
5. Buat
sudut datang sebesar 200, kemudian tancapkan jarum pada garis sinar
datang.
6. Letakkan
kaca plan paralel diatas permukaan gambar kaca plan paralel diatas kertas.
7. Amati
posisi jarum dari sisi lain kaca plan paralel.
8.
Tancapkan jarum pada
titik tertentu sehingga kedudukan jarum berhimpit dengan jarum yang berbeda
pada garis sudut datang.
9.
Buat garis pada titik
jarum yang berimpit, garis tersebut merupakan garis yang meninggalkan kaca plan
paralel.
10.
Buat garis dari titik
sudut datang pada batas sisi kaca planparalel sampai titik sinar yang
meninggalkan kaca plan paralel pada batas sisi kaca plan paralel. Garis ini
adalah garis sinar bias.
11.
Ukur sudut bias dengan
busur derajat.
12.
Ukur besarnya
pergeseran dengan penggaris.
13.
Ulangi langkah 2 sampai
12 dengan sudut datang yang berbeda.
E.
Alur
Percobaan
![]() |
BAB
IV
DATA, ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
A. Data
Adapun
data yang kami peroleh setelah percobaan adalah:
Tabel
4.1 Hasil Pengamatan Pembiasan pada Kaca Plan
Paralel
Perc.
Ke-
|
I
(i±1)0
|
t
(t±0,1)
cm
|
Hasil
pengukuran r (r±10)
|
Hasil
perhitungan r (r±10)
|
Hasil
perhitungan n
|
1.
|
20
|
0,4
|
16
|
16,6
|
1,2
|
2.
|
25
|
0,8
|
17
|
17,7
|
1,4
|
3.
|
30
|
1,0
|
20
|
21,3
|
1,4
|
4.
|
35
|
1,3
|
23
|
23,3
|
1,4
|
5.
|
40
|
1,6
|
26
|
26,1
|
1,5
|
6.
|
45
|
1,9
|
28
|
31,4
|
1,5
|
7.
|
50
|
2,2
|
33
|
32,0
|
1,5
|
8.
|
55
|
2,5
|
34
|
34,9
|
1,4
|
9.
|
60
|
3,3
|
33
|
31,8
|
1,6
|
10.
|
65
|
3,5
|
38
|
33,4
|
1,5
|
Ket:
d = 6 cm
n rata-rata
= 1,44
B. Analisis
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa semakin
besar sudut datang maka pergeseran sinar yang dihasilkan juga semakin besar.
Namun hal tersebut tidak berlaku bagi besar sudut bias yang dihasilkan. Karena
pada data diatas semakin besar sudut datang, tidak selalu menghasilkan sudut
bias yang semakin besar. Pada percobaan ini menggunakan manipulasi sudut datang
dengan selisih 50 pada 10 kali percobaan mulai dari sudut datang 200,
250, 300, 350, 400, 450,
500, 550, 600, 650. Dan menggunakan
kaca plan paralel yang memiliki tebal 6 cm.
Perbandingan sudut bias pada pengukuran dan hasil
perhitungan yang diperoleh melalui persamaan
menunjukkan
bahwa pada setiap percobaan tidak begitu terdapat perbedaan yang terlalu
signifikan. Namun beberapa percobaan memiliki selisih sudut bias pada
pengukuran dan hasil perhitungan yang cukup jauh.
Pada percobaan pertama, memiliki selisih sudut bias
pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,60. Pada percobaan
kedua, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan
sebesar 0,70. Pada percobaan ketiga, memiliki selisih sudut bias
pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 1,30. Pada percobaan keempat,
memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,30.
Pada percobaan kelima, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil
perhitungan sebesar 0,10.
Pada percobaan keenam, memiliki selisih sudut bias
pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 3,40. Pada percobaan
ketujuh, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan
sebesar 1,00. Pada percobaan kedelapan, memiliki selisih sudut bias
pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 0,90. Pada percobaan
kesembilan, memiliki selisih sudut bias pada pengukuran dan hasil perhitungan
sebesar 1,20. Pada percobaan kesepuluh, memiliki selisih sudut bias
pada pengukuran dan hasil perhitungan sebesar 4,60.
Selanjutnya untuk indeks bias, diperoleh dengan
menggunakan persamaan
, yang kemudian dicari nilai indeks bias
rata-rata dari ke-10 kali percobaan dan didapatkan nilai indeks bias rata-rata
pada percobaan pertama sampai sepuluh sebesar 1,44.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan, semakin besar sudut datang maka pergeseran
sinar yang dihasilkan juga semakin besar. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk
besar sudut bias yang dihasilkan. Karena pada data diatas semakin besar sudut
datang, tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar. Tepatnya
terletak pada percobaan ke-9. Hal itu kurang sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa apabila berkas sinar melewati keping kaca plan paralel, sinar
yang keluar dari sisi yang lain (menembus) kaca tersebut tetap searah sejajar
tetapi bergeser dari arah semula karena dalam keping kaca sinar mengalami
pembiasan sebanyak dua kali.
Sementara untuk indeks bias kaca plan paralel dihasilkan indeks bias
rata-rata sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian sebesar 93,06 % dan standar
deviasi sebesar 0,10. Hasil perhitungan indeks bias tersebut tidak terlalu jauh
dengan nilai indeks bias secara teoritis yaitu sebesar 1,5. Namun berdasarkan
Hukum Snellius yang menyatakan bahwa dalam peristiwa pembiasan cahaya,
perbandingan sinus sudut datang dan sinus sudut bias adalah konstan, terdapat
nilai perhitungan indeks bias kaca plan paralel yang memiliki perbedaan cukup signifikan
yaitu pada percobaan pertama dengan sudut datang sebesar 200 diperoleh
indeks bias sebesar 1,2. Sehingga membuat hasil tersebut kurang sesuai dengan
teori. Perbedaan indeks bias antara hasil percobaan dengan teoritis disebabkan
karena pada percobaan pertama, sudut datang yang digunakan memiliki jarak yang
cenderung lebih dekat dengan garis normal sehingga berpengaruh terhadap sudut
bias yang dihasilkan. Pada sudut datang tersebut menghasilkan sudut bias terkecil
dibandingkan dengan sudut bias yang dihasilkan menggunakan sudut datang yang
lebih besar. Selain itu, perbedaan hasil percobaan dan teoritis juga disebabkan
kurang telitinya praktikan dalam melihat dan mengukur sudut bias saat melakukan
percobaan.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Semakin besar sudut datang maka pergeseran sinar
yang dihasilkan juga semakin besar. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi besar
sudut bias yang dihasilkan. Karena pada data diatas semakin besar sudut datang,
tidak selalu menghasilkan sudut bias yang semakin besar.
2. Rata-rata indeks bias kaca plan paralel yang
dihasilkan sebesar 1,44 dengan taraf ketelitian 93,06 % dan standar deviasi
sebesar 0,10.
B.
Saran
Pada percobaan ini sebaiknya
praktikan menggunakan sudut datang yang berada dalam rentang yang tidak terlalu
kecil maupun terlalu besar. Sehingga dengan penggunaan sudut datang yang berada
dalam rentang yang tidak terlalu kecil maupun terlalu besar, akan menghasilkan
sudut bias yang akan lebih mudah untuk diamati oleh praktikan. Selain itu,
sebaiknya praktikan lebih teliti dalam melihat dan mengukur sudut bias selama
percobaan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013. Pembiasan pada kaca plan pararel, (Online). (http:/rumushitung.com/2013/08/29/pembiasan-cahaya-pada-kaca-plan-pararel/,
diakses 13 November 2015).
Anonim. 2014. Pembiasan Cahaya, (Online). ( http://www.rumus-fisika.com/2014/02/pembiasan-cahaya.html,
diakses 13 November 2015).
Ilham margoyoso. Akbari Indeks Bias Kaca Plan Paralel. (Online).
( http:// akbarilhammargoyoso.blogspot.co.id/2014/02/indeks-bias-kaca-plan-paralel.html
, htm, diakses 12 November 2015).
TIM Dosen. 2014. Modul Praktikum Gelombang dan Optik. Surabaya: UNESA.
LAMPIRAN
A.
Dokumentasi
Alat
dan Bahan praktikum
![]()
Jarum
pentul
|
![]()
Busur
|
![]()
Penggaris
|
![]()
Kaca
Plan Paralel
|
Proses
Praktikum
![]()
Ketika
melihat bayangan
|
![]()
Mencari
nilai t
|
B.
Perhitungan
d
= 6 cm
i = 200
, t = 0,4 cm
0,30 = tan r
r = 16,70
n =
|
i = 250
, t = 0,8 cm
0,32 = tan r
r
= 17,70
n
=
|
i = 300
, t = 1,0 cm
0,39 = tan r
r
= 21,30
n
=
|
i = 350
, t = 1,3 cm
0,43 = tan r
r
= 23,30
n
=
|
i = 400
, t = 1,6 cm
0,48 = tan r
r
= 25,60
n
=
|
i = 450
, t = 1,9 cm
0,55 = tan r
r
= 28,80
n
=
|
i = 500
, t = 2,2 cm
0,63 = tan r
r
= 32,20
n
=
|
i = 550
, t = 2,5 cm
0,70 = tan r
r
= 34,90
n
=
|
i = 600
, t = 3,3 cm
0,64 = tan r
r
= 32,60
n
=
|
i = 650
, t = 3,5 cm
0,79 = tan r
r
= 38,3 0
n
=
|
C.
Taraf
Ketelitian dan Ketidakpastian
Percobaan
Ke
|
Indeks
Bias (n)
|
d
|
d2
|
1
|
1,2
|
-0,24
|
0,0576
|
2
|
1,4
|
-0,04
|
0,0016
|
3
|
1,4
|
-0,04
|
0,0016
|
4
|
1,4
|
-0,04
|
0,0016
|
5
|
1,5
|
0,06
|
0,0036
|
6
|
1,5
|
0,06
|
0,0036
|
7
|
1,5
|
0,06
|
0,0036
|
8
|
1,4
|
-0,04
|
0,0016
|
9
|
1,6
|
0,16
|
0,0256
|
10
|
1,5
|
0,06
|
0,0036
|
Rata-rata
=
|
Ʃ d2
= 0,104
|


n = 1,44 ± 0,10
Ketidakpastian =
× 100% = 6,94 %
Taraf ketelitian = 100 % - 7,86 % = 93,06 %










Tidak ada komentar:
Posting Komentar